Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok yang membawa perubahan besar bagi sejarah umat manusia. Dalam Sirah Nabawiyah, kita mempelajari tentang perjalanan hidup beliau sebelum menerima wahyu kenabian, yang memberikan banyak pelajaran penting bagi kehidupan kita hari ini. Fase-fase kehidupan Nabi Muhammad ﷺ sebelum kenabian penuh dengan nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, dan persiapan dari Allah SWT yang menjaga beliau dari segala keburukan.
Awal Kehidupan Nabi Muhammad ﷺ
Lahir di tengah keluarga Bani Hasyim, suku yang dihormati di Mekkah, Nabi Muhammad ﷺ tumbuh sebagai anak yatim setelah ayahnya, Abdullah, wafat sebelum kelahirannya. Di usia enam tahun, ibunya, Aminah, juga meninggal, menjadikan Nabi ﷺ seorang anak yatim piatu. Sejak saat itu, beliau dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang juga merupakan pemimpin suku Quraisy. Ketika Abdul Muthalib meninggal dua tahun kemudian, Nabi ﷺ diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Sejak kecil, Nabi Muhammad ﷺ sudah menunjukkan sifat yang berbeda dari anak-anak lain di sekitarnya. Beliau dikenal sebagai anak yang jujur, dapat dipercaya, dan menjaga diri dari perilaku yang menyimpang meskipun hidup di tengah masyarakat jahiliyah. Allah menjaga beliau dari keburukan seperti perayaan yang melibatkan musik, tarian, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Sebagai contoh, ketika beliau ingin menghadiri sebuah perayaan, Allah menidurkan beliau sebelum sempat mengikuti acara tersebut.
Fase Menjadi Pedagang
Ketika beranjak dewasa, Nabi Muhammad ﷺ mulai bekerja sebagai penggembala kambing dan kemudian menjadi pedagang. Ini adalah bagian dari pendidikan hidup yang diberikan oleh Allah untuk mempersiapkan Nabi ﷺ sebagai pemimpin yang kuat. Dalam berdagang, Nabi ﷺ selalu menunjukkan kejujuran dan integritas yang tinggi. Beliau selalu jujur mengenai kualitas barang dagangannya, bahkan jika barang yang dijualnya memiliki kekurangan, Nabi ﷺ tidak ragu untuk menyampaikannya kepada pembeli.
Kejujuran dan sikap adil ini membuat beliau terkenal dengan julukan “Al-Amin”, yang berarti “yang dapat dipercaya”. Banyak pedagang kaya di Mekkah mempercayakan modal mereka kepada Nabi ﷺ, termasuk seorang wanita terpandang dan kaya raya, Khadijah binti Khuwailid. Nabi Muhammad ﷺ memimpin kafilah dagang Khadijah ke negeri Syam dan berhasil meraih keuntungan besar.
Pertemuan dengan Khadijah dan Pernikahan
Khadijah yang terkesan dengan akhlak dan kejujuran Nabi ﷺ kemudian mengutus pembantunya, Maisarah, untuk mengamati Nabi selama perjalanan bisnis tersebut. Maisarah menyaksikan berbagai keajaiban yang mengisyaratkan tanda-tanda kenabian Nabi ﷺ. Salah satu keajaiban tersebut adalah awan yang menaungi Nabi ﷺ sepanjang perjalanan, serta pohon kurma yang menundukkan dahan-dahannya saat Nabi ﷺ berteduh di bawahnya.
Setelah mendengar laporan dari Maisarah, Khadijah memutuskan untuk melamar Nabi ﷺ. Nabi ﷺ menerima lamaran tersebut, dan mereka pun menikah meski ada perbedaan usia yang cukup signifikan. Khadijah saat itu berusia 40 tahun, sementara Nabi ﷺ berusia 25 tahun. Pernikahan ini bukan hanya didasari oleh cinta dan penghormatan, tetapi juga menjadi titik penting dalam kehidupan Nabi ﷺ. Khadijah merupakan pendukung terbesar dalam hidupnya, terutama ketika beliau menerima wahyu pertama dari Allah SWT.
Kehidupan Nabi ﷺ Sebelum Kenabian
Sebelum diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad ﷺ turut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial di Mekkah. Salah satunya adalah Hilf al-Fudul, sebuah perjanjian antara para pemuda Quraisy untuk menegakkan keadilan dan membela mereka yang teraniaya, baik dari kalangan penduduk Mekkah maupun orang luar. Nabi ﷺ terlibat aktif dalam perjanjian ini dan selalu berdiri di barisan terdepan dalam memperjuangkan keadilan.
Selain itu, Nabi Muhammad ﷺ juga terlibat dalam perang Fijar, perang antar suku yang terjadi di bulan-bulan suci, ketika peperangan seharusnya dilarang. Meskipun perang ini dianggap sebagai pertempuran yang melanggar kehormatan bulan suci, Nabi ﷺ hanya berperan sebagai pengumpul anak panah untuk pamannya. Ini menunjukkan bahwa meski Nabi ﷺ terlibat dalam pertempuran, beliau tidak ikut serta dalam kekerasan secara langsung.
Proses Penobatan Kenabian
Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad ﷺ mulai sering mengasingkan diri di Gua Hira, di mana beliau merenungi kehidupan masyarakat sekitarnya yang penuh dengan penyembahan berhala dan ketidakadilan. Dalam salah satu pengasingannya, Nabi ﷺ menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Saat itu, beliau diperintahkan untuk membaca firman Allah, “Iqra” (Bacalah), yang menjadi tanda dimulainya kenabian Muhammad ﷺ.
Setelah menerima wahyu tersebut, Nabi ﷺ pulang dalam keadaan gemetar dan ketakutan, lalu menceritakan kejadian tersebut kepada Khadijah. Dengan tenang dan bijak, Khadijah menghibur dan meyakinkan beliau bahwa Allah tidak akan pernah menghinakannya karena kebaikan dan sifat amanah yang dimiliki Nabi ﷺ. Khadijah kemudian membawa Nabi ﷺ kepada sepupunya, Waraqah bin Naufal, seorang penganut Nasrani yang taat dan mengetahui tanda-tanda kenabian. Waraqah membenarkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah utusan Allah yang dinantikan.
Pelajaran dari Kehidupan Nabi ﷺ
Kehidupan Nabi Muhammad ﷺ sebelum diangkat menjadi rasul penuh dengan pelajaran berharga. Beliau menunjukkan bagaimana seseorang harus hidup dengan kejujuran, keadilan, dan menjaga kehormatan diri, meskipun berada dalam lingkungan yang penuh dengan keburukan. Sifat-sifat beliau yang jujur, amanah, serta selalu berbuat baik kepada sesama telah menjadikan beliau sosok yang dihormati bahkan sebelum menerima wahyu.
Allah SWT telah mempersiapkan Nabi Muhammad ﷺ untuk menjadi pemimpin umat manusia jauh sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Segala ujian dan pengalaman hidup yang beliau lalui membentuk karakter yang kuat dan mulia, siap untuk menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia.
Kesimpulan
Perjalanan hidup Nabi Muhammad ﷺ sebelum kenabian adalah sebuah fase penting yang membentuk pribadi beliau sebagai utusan Allah SWT. Dari kehidupan sebagai yatim piatu, pengalaman dalam perdagangan, hingga pernikahannya dengan Khadijah, semuanya adalah bagian dari persiapan Allah untuk menjadikan beliau seorang pemimpin besar. Pelajaran dari fase-fase kehidupan ini memberikan kita inspirasi tentang kejujuran, kerja keras, dan dedikasi dalam menjalani kehidupan di dunia.