Melaksanakan ibadah haji dan umrah adalah impian setiap Muslim. Dua ibadah ini bukan hanya perjalanan fisik menuju tanah suci, tapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Haji, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Fikih Muyassar, merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu, sementara umrah, meskipun diperdebatkan oleh para ulama, dihukumi wajib bagi orang yang memiliki kemampuan finansial.

Seperti yang disampaikan dalam kajian tersebut, ibadah haji mengandung keutamaan besar dalam Islam. Rasulullah pun mengibaratkan haji sebagai jihad bagi perempuan. Ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah ini dalam kehidupan seorang Muslim, tidak hanya sebagai kewajiban ritual, tetapi sebagai sarana jihad tanpa perang, terutama bagi kaum perempuan.

Menariknya, umrah bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun, tidak terbatas oleh waktu seperti halnya haji. Namun, umrah yang dilakukan pada bulan Ramadan memiliki keutamaan lebih besar. Rasulullah bahkan menyamakan ibadah umrah di bulan Ramadan dengan nilai haji​.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah konsep miqat. Miqat ini adalah batas waktu dan tempat di mana seorang Muslim harus mulai berihram, yaitu memasuki niat untuk ibadah haji atau umrah. Ada beberapa lokasi miqat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah , tergantung dari mana seseorang datang ke Mekah.

Proses ibadah haji dan umrah sendiri terbilang sederhana dari segi rukun, namun mengandung makna yang dalam. Rukun-rukun umrah, misalnya, hanya terdiri dari tiga hal: ihram, tawaf, dan sa’i. Setelah ketiganya dilaksanakan, seseorang sudah dianggap menyelesaikan ibadah umrah.

Namun, ibadah haji memiliki tambahan rukun dan wajib yang harus dipenuhi. Rukun-rukun haji meliputi ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sa’i, mencukur rambut, dan tertib. Kewajiban-kewajiban haji juga meliputi hal-hal penting seperti mabit di Muzdalifah dan Mina, serta melontar jumrah.

Yang menarik dalam kajian ini adalah penekanan bahwa seorang Muslim yang memiliki kemampuan hendaknya tidak menunda-nunda untuk melaksanakan umrah. Terlebih jika menunggu antrean haji yang panjang, umrah bisa menjadi pengobat rindu untuk beribadah di tanah suci​.

Sebagai penutup, perjalanan haji dan umrah bukan hanya tentang menjalankan ritual-ritual tertentu. Ini adalah perjalanan hati, jiwa, dan fisik yang menghubungkan seorang hamba dengan Penciptanya. Maka dari itu, ibadah ini harus dilakukan dengan kesungguhan, niat yang benar, dan pemahaman yang mendalam.

Sumber: Kitab Fikih Muyassar

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *