Dalam perjalanan udara, umat Muslim seringkali dihadapkan pada situasi di mana waktu sholat tiba sementara mereka masih berada di dalam pesawat. Lalu, bagaimana cara melaksanakan sholat dalam kondisi seperti ini? Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi memberikan penjelasan yang komprehensif terkait hal ini.

Sholat Saat Kondisi Pesawat Stabil

Jika pesawat dalam kondisi stabil dan memungkinkan untuk berdiri, rukuk, dan sujud, maka kita diwajibkan untuk mencari tempat di pesawat yang bisa digunakan untuk melaksanakan sholat dengan sempurna. Beberapa maskapai, seperti yang disebutkan oleh Syaikh, telah menyediakan ruang sholat di bagian belakang pesawat, seperti yang ada di beberapa penerbangan Saudi Airlines. Dalam situasi ini, kita harus melaksanakan sholat dengan sempurna, termasuk berdiri, rukuk, dan sujud sebagaimana mestinya.

“Jika pesawat dalam keadaan stabil dan memungkinkan untuk berdiri, rukuk, dan sujud, maka wajib untuk mencari tempat di pesawat yang bisa digunakan untuk melaksanakan sholat dengan sempurna.” – Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi.

Sholat Saat Kondisi Pesawat Tidak Stabil

Namun, ada kalanya pesawat tidak dalam kondisi stabil, misalnya saat lepas landas atau mendarat, atau ketika cuaca buruk yang menyebabkan guncangan. Dalam kondisi seperti ini, jika waktu sholat sangat sempit dan kita khawatir waktu sholat akan habis sebelum pesawat stabil, kita diperbolehkan untuk sholat sambil duduk di kursi dengan menghadap kiblat jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan, kita bisa sholat dalam posisi duduk sesuai arah kursi.

“Jika waktu sholat sempit dan pesawat tidak stabil, maka boleh sholat sambil duduk di kursi dengan menghadap kiblat jika memungkinkan, atau sholat dalam posisi duduk sesuai arah kursi.” – Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi.

Syaikh juga menegaskan pentingnya melaksanakan sholat sesuai kemampuan dan kondisi kita. Dalam hadis sahih, Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Imran bin Hushain RA: “Sholatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka duduklah, dan jika tidak mampu maka berbaringlah.” Ini menunjukkan bahwa ketika kita mampu berdiri, maka tidak boleh sholat sambil duduk, dan jika mampu duduk, maka tidak boleh sholat sambil berbaring.

Kesimpulan

Dalam melaksanakan sholat di pesawat, kita harus memperhatikan kondisi dan kemampuan kita. Jika memungkinkan untuk sholat dengan sempurna (berdiri, rukuk, dan sujud), maka hal itu harus dilakukan. Namun, jika kondisi tidak memungkinkan, kita boleh melaksanakan sholat sesuai dengan kemampuan kita, seperti sholat sambil duduk. Yang terpenting adalah niat dan usaha kita untuk tetap menjalankan kewajiban sholat, meskipun dalam keadaan yang tidak ideal.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *