Madinah, kota suci kedua dalam agama Islam setelah Makkah, memiliki sejarah yang kaya dan dalam. Sebelum Rasulullah ﷺ hijrah ke sana, Madinah dikenal dengan nama Yathrib. Sejarah menyebutkan bahwa nama Yathrib berasal dari seorang keturunan Nabi Nuh yang mendirikan kota tersebut. Penduduk awal Yathrib terdiri dari tiga kelompok utama: Amalekites (dikenal sebagai orang-orang besar dalam ukuran), orang-orang Yahudi, dan suku Aus serta Khazraj yang berasal dari Yaman.
Rasulullah ﷺ mengubah nama Yathrib menjadi Madinah. Salah satu alasan di balik perubahan nama ini adalah karena Yathrib memiliki konotasi negatif dalam bahasa Arab, yaitu terkait dengan “tuduhan” atau “kerusakan”. Sebagai gantinya, Madinah, yang berarti kota, dipilih, menunjukkan betapa sucinya tempat ini setelah disucikan dari penyembahan berhala.
Salah satu keutamaan besar Madinah adalah sebagai tempat hijrah Nabi Muhammad ﷺ . Selain itu, Madinah disebut sebagai kota yang menyucikan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Madinah akan menyucikan penduduknya sebagaimana api menyucikan besi dari kotoran.
Madinah juga memiliki perlindungan khusus dari Allah ﷻ , di mana Dajjal tidak dapat memasuki kota ini. Menurut hadis, setiap gerbang Madinah dijaga oleh malaikat yang memegang pedang terhunus untuk mencegah masuknya kejahatan.
Sejarah Pembangunan Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah ﷺ setelah Masjid Quba, masjid pertama yang didirikan dalam perjalanan hijrahnya. Kisah pembangunan Masjid Nabawi dimulai ketika Rasulullah tiba di Madinah. Onta yang ditunggangi Nabi, yang sudah diperintahkan oleh Allah, berhenti di sebidang tanah kosong milik dua anak yatim dari suku Bani Najjar. Tanah tersebut kemudian dibeli dengan harga 10 dinar emas oleh Abu Bakar RA untuk dijadikan lokasi masjid.
Masjid ini dibangun dengan ukuran awal sekitar 35×35 meter, dengan tiga pintu. Awalnya, kiblatnya menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem, namun setelah 16 bulan, kiblat diubah menjadi menghadap Ka’bah di Makkah.
Pilar-pilar masjid terbuat dari batang pohon kurma, sementara atapnya terbuat dari pelepah kurma yang diolesi tanah liat untuk mencegah air hujan masuk. Rasulullah ﷺ sendiri terlibat langsung dalam proses pembangunan ini, bersama dengan para sahabat.
Keutamaan Masjid Nabawi
Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa salat di Masjid Nabawi memiliki keutamaan setara dengan 1.000 kali salat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram di Makkah. Selain itu, Madinah adalah kota dari mana pasukan Islam memulai berbagai penaklukan, termasuk penaklukan Makkah.
Masjid Nabawi telah mengalami berbagai perluasan, termasuk selama masa kekhalifahan Utsman bin Affan dan Umayyah. Pada masa Umar bin Khattab, masjid diperluas menjadi 70 meter dan dindingnya diperkuat dengan batu. Selama sejarahnya, masjid ini juga mengalami beberapa kali renovasi dan pembangunan kembali akibat kebakaran yang terjadi pada masa Dinasti Mamluk.
Madinah dan Masjid Nabawi adalah simbol dari kesucian, ketakwaan, dan kekuatan spiritual umat Islam. Kota ini bukan hanya menjadi tempat hijrah dan peristirahatan terakhir Nabi Muhammad ﷺ , tetapi juga menjadi pusat perkembangan Islam sejak awal.