Pernikahan adalah momen sakral yang menyatukan dua hati dalam ikatan suci. Biasanya, ada banyak hal yang dipertimbangkan saat menyiapkan pernikahan, mulai dari undangan, dekorasi, hingga mahar. Namun, kisah ini mungkin akan mengejutkan dan menginspirasi banyak orang tentang betapa sederhananya cinta yang didasari iman dan ilmu.

Seorang ulama menceritakan kisah menarik tentang salah satu muridnya yang ingin menikah. Sang murid ini, dengan niat yang tulus, datang melamar seorang gadis dari keluarga saleh. Keluarga si gadis menerima lamarannya, namun ada satu hal yang mengejutkan ketika mereka berbicara tentang mahar. Gadis itu, dengan penuh kesederhanaan dan ketulusan, hanya meminta satu hal sebagai mahar: sebuah salinan kitab Shahih Bukhari.

Permintaan ini bukan hanya unik, tapi juga mencerminkan betapa dalamnya cinta gadis itu terhadap ilmu agama. Bukannya meminta harta atau barang berharga lainnya, dia memilih sesuatu yang lebih berharga bagi jiwanya—ilmu yang terdapat dalam hadits-hadits shahih Nabi Muhammad SAW. Sang murid pun dengan senang hati memenuhi permintaan tersebut. Dia membeli sebuah salinan kitab Shahih Bukhari dan memberikan itu sebagai mahar. Mereka pun melangsungkan akad nikah dengan kitab suci tersebut sebagai simbol ikatan suci mereka.

Dari pernikahan ini, Allah memberkahi mereka dengan anak-anak yang saleh. Sang ulama bahkan mengatakan bahwa dia sendiri telah melihat anak-anak mereka dan merasakan harapan yang besar untuk masa depan mereka, insya Allah. Kisah ini begitu mengesankan sehingga sang ulama menceritakannya dalam berbagai majelis. Tidak hanya itu, ada seorang penuntut ilmu yang mendengar cerita ini dan dengan bercanda bertanya, apakah gadis tersebut memiliki saudara perempuan? Karena dia juga ingin menjadikan mahar pernikahannya dengan kitab-kitab hadits yang lain!

Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam pernikahan, kebahagiaan sejati tidak diukur dari seberapa mahal maharnya atau seberapa megah pestanya, tetapi dari niat yang tulus dan keteguhan dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama. Permintaan mahar berupa kitab Shahih Bukhari bukan hanya menunjukkan kesederhanaan, tetapi juga komitmen untuk menempatkan ilmu dan agama di atas segala-galanya dalam kehidupan rumah tangga.

Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang berakar pada iman dan kebaikan, dan bahwa kebahagiaan sejati datang dari kesederhanaan dan niat yang baik.

Sumber: Kisah ini berasal dari ceramah seorang ulama yang menceritakan tentang mahar pernikahan berupa kitab Shahih Bukhari

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *