Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki loyalitas yang kuat kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala hal yang bertentangan dengan ajaran-Nya. Konsep ini dikenal sebagai al-wala’ wal-bara’, yang berarti mencintai dan loyal kepada apa yang dicintai oleh Allah serta berlepas diri dari segala sesuatu yang dimurkai-Nya. Konsep ini mencakup dua aspek utama: sikap terhadap orang-orang dan sikap terhadap tindakan atau perbuatan.

Dalam sebuah ceramah yang dalam dan penuh makna, dijelaskan bahwa setiap Muslim wajib berlepas diri dari orang-orang yang dijauhi oleh Allah, seperti kaum musyrikin, kafir, dan para pelaku dosa besar yang terus menerus dalam kemaksiatan. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu, dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.'” (QS. Al-Mumtahanah: 4).

Namun, ini tidak berarti seorang Muslim harus memusuhi semua orang yang berbeda keyakinan dengannya. Syaikh menekankan bahwa sikap berlepas diri ini lebih kepada ketegasan dalam menjauhi ajaran dan perilaku yang bertentangan dengan Islam. Dalam hal ini, seorang Muslim juga harus berlepas diri dari segala perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah, baik itu dosa-dosa kecil maupun besar.

Menariknya, ceramah tersebut juga membahas bagaimana seorang Muslim seharusnya bersikap terhadap sesama Muslim yang melakukan dosa. Meskipun seorang Muslim bisa saja melakukan kesalahan atau kemaksiatan, kita tetap harus mencintainya karena imannya kepada Allah, sementara membenci dosa yang dia lakukan. Syaikh menjelaskan, “Kita mencintai seorang mukmin atas dasar imannya, dan membenci dosa yang dia lakukan. Ini seperti kita memberikan obat yang pahit kepada seseorang yang kita cintai—kita mungkin tidak suka dengan obat itu, tetapi kita tahu itu perlu untuk kebaikannya.”

Dalam Islam, seseorang harus selalu mengingat bahwa loyalitas utama mereka adalah kepada Allah. Ini berarti tidak mendukung atau ikut serta dalam perbuatan yang dilarang, meskipun hal tersebut datang dari seorang Muslim. Namun, sikap kita terhadap seorang Muslim yang berdosa tetap harus penuh kasih sayang dan bertujuan untuk membantu mereka kembali ke jalan yang benar.

Penting juga diingat bahwa konsep ini tidak berarti kita harus membenci individu secara mutlak, tetapi lebih kepada membenci perbuatan buruk yang mereka lakukan. Sikap ini mencerminkan keseimbangan dalam Islam antara cinta dan ketegasan, antara rahmat dan keadilan.

Sumber: Kisah dan konsep ini berasal dari ceramah tentang al-wala’ wal-bara’ yang dijelaskan dalam ceramah seorang ulama.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *