Kali ini saya ingin membagikan pengalaman dan cerita unik tentang kehidupan di perumahan tua di atas gunung, tepat di belakang Masjidil Haram, Makkah. Mungkin banyak yang belum tahu bahwa kawasan ini pernah dihuni oleh banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal sekitar 30 tahun yang lalu. Yuk, simak cerita selengkapnya!
1. Sejarah Perumahan Tua di Makkah
- Sekitar 30 tahun yang lalu, perumahan tua ini didiami mayoritas oleh orang Indonesia, khususnya para TKI ilegal.
- Dulu, mereka tinggal di sini dengan risiko yang tinggi, karena status mereka yang tidak memiliki dokumen resmi. Bayangkan saja, jika mereka meninggal dunia, proses pemakaman bisa menjadi sangat rumit.
- Banyak dari mereka yang dikuburkan di bawah rumah-rumah, dan tempatnya bahkan ditutup dengan semen. Suatu kondisi yang sangat mengenaskan.
2. Kondisi Perumahan dan Lingkungan
- Saat ini, saya berada di dekat Clock Tower, yang dulunya belum ada ketika saya pertama kali datang ke Makkah pada tahun 2004.
- Makkah saat itu sangat berbeda, di mana banyak rumah dibangun langsung di atas batu tanpa pondasi yang jelas. Ini membuat hidup di sini terasa sangat keras dan penuh tantangan.
- Suasana di sekitar Makkah masih kental dengan nuansa sejarah. Banyak rumah yang dibangun di lereng-lereng gunung dan lembah, yang membuat aksesnya cukup sulit.
3. Kehidupan Para TKI di Makkah
- Kehidupan TKI ilegal di Makkah sangatlah keras. Mereka tidak hanya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga harus berhadapan dengan risiko penangkapan oleh pihak berwenang.
- Dulu, para TKI tidak memiliki dokumen yang memadai, bahkan KTP pun masih berbentuk seperti paspor dan bisa dipalsukan. Ini menunjukkan betapa sulitnya situasi yang mereka hadapi.
- Banyak TKI yang berasal dari berbagai negara seperti Indonesia, Bangladesh, dan Pakistan. Mayoritas dari mereka adalah pekerja yang mencari nafkah demi keluarga di tanah air.
4. Tantangan Sehari-hari di Makkah
- Setiap hari, para pekerja harus melewati tangga yang sangat tinggi untuk mencapai tempat kerja atau masjid. Bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan, seperti asam urat, tentu ini menjadi tantangan tersendiri.
- Suasana kehidupan di Makkah juga penuh dengan berbagai aroma yang bisa membuat kita mual. Di sini, segala jenis bau menyatu, menciptakan pengalaman yang sangat unik dan kadang tidak nyaman.
5. Dampak Pelebaran Masjidil Haram
- Seiring dengan waktu, pembangunan Masjidil Haram terus dilakukan, dan banyak bangunan tua di sekitar kawasan ini yang dibongkar untuk memberi ruang bagi proyek-proyek baru.
- Perumahan yang dulunya ramai kini mulai ditinggalkan. Hotel-hotel baru mulai berdiri di atas lahan yang sebelumnya dihuni oleh TKI ilegal.
6. Kisah Keberanian dan Ketahanan
- Meski hidup dalam keadaan yang sulit, banyak TKI yang menunjukkan keberanian dan ketahanan luar biasa. Mereka harus tetap bertahan demi masa depan keluarga mereka.
- Sebagai contoh, gaji yang diterima TKI pun mengalami perubahan. Dulu, mereka hanya mendapatkan sekitar 800 riyal, namun sekarang gaji TKI bisa mencapai 3.000 riyal. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, ada juga harapan.
7. Menghargai Pengorbanan
- Cerita tentang perumahan tua di Makkah ini mengingatkan kita akan pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan oleh para TKI.
- Mereka telah berjuang keras untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, meski harus menghadapi banyak kesulitan.
- Mari kita hargai pengorbanan mereka dan doakan agar mereka mendapatkan kemudahan dalam setiap langkah.
8. Kesimpulan
- Kehidupan di Makkah, terutama bagi TKI ilegal, bukanlah hal yang mudah. Namun, dari setiap tantangan, ada pelajaran yang bisa diambil.
- Semoga kisah ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu bersyukur dan menghargai setiap usaha yang dilakukan demi kehidupan yang lebih baik.
- Mari kita doakan agar semua peziarah, baik dari Indonesia maupun negara lainnya, dapat kembali ke tanah suci dengan selamat dan penuh berkah.
Demikianlah cerita saya tentang perumahan tua di Makkah dan kehidupan TKI ilegal yang penuh dengan perjuangan. Semoga cerita ini bermanfaat dan menginspirasi teman-teman semua.
sumber : Alman Mulyana