Di sebuah sudut Afrika Selatan, seorang pendeta yang telah melayani selama 15 tahun di Gereja Korintus—dengan jemaat sekitar 100.000 orang—mengalami mimpi yang mengubah hidupnya.

“Saya sedang tidur di gereja, di sebuah kamar kecil,” katanya, mengenang awal mula peristiwa yang membawa perubahan besar. “Dalam mimpi itu, saya mendengar suara yang berkata, ‘Suruhlah orang-orangmu mengenakan pakaian putih.’” Awalnya, dia mengira itu hanya sekadar mimpi biasa, tetapi suara itu datang lagi dan lagi, semakin keras setiap kali. “Suara itu akhirnya menjadi agresif, dan saya pun berkata, ‘Baiklah, saya akan menyampaikan ini kepada mereka.'”

Dalam pertemuan jemaat berikutnya, ia berdiri di hadapan mereka dan menyampaikan pesan tersebut. “Saya katakan pada mereka untuk percaya,” ucapnya. Yang mengejutkan, seluruh jemaat menerima pesan itu dengan mudah, tanpa ada keraguan. “Dalam pertemuan berikutnya, semua orang mengenakan pakaian putih, dan mereka menerima Islam,” katanya dengan penuh takjub.

Beberapa bulan kemudian, ia bertemu dengan beberapa Syekh yang mendukung apa yang ia lakukan. “Mereka semua berkata bahwa inilah yang seharusnya,” ujarnya sambil mengenang pertemuan tersebut. “Saya merasa seperti sedang menunggu saudara-saudara Muslim datang.”

Ketika ia diberitahu bahwa dirinya akan pergi ke Haji, ia tidak percaya. “Saya berkata, ‘Tidak mungkin! Saya tidak bisa pergi ke sana!’ Namun, ketika hari itu tiba, saya tetap tidak percaya hingga saya benar-benar berada di atas pesawat,” tuturnya.

Ketika sampai di tanah suci, hatinya dipenuhi dengan rasa syukur dan kebahagiaan. “Di sini, saya adalah orang pertama dalam keluarga saya yang menyentuh tanah suci ini, tanah yang diberkati,” katanya dengan air mata mengalir di pipinya. “Ini adalah gunung cahaya, dan dari sinilah cahaya Islam bermula.”

Sambil mendaki Gunung Cahaya, ia merasakan getaran spiritual yang kuat. “Saya gemetar,” ucapnya, “tetapi tidak ada yang panas atau berat ketika Anda melakukannya dalam nama Allah.”

Mantan pendeta itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. “Saya sangat bahagia dan beruntung telah diberikan kesempatan ini selagi saya masih hidup. Dia adalah cahaya kita, cahaya dunia ini. Biarlah cahaya-Nya bersinar ke seluruh dunia dan mengampuni semua dosa kita.”

Sumber: Kisah diambil dari Youtube berjudul “FORMER PRIEST GOES TO HAJJ”.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *