Dalam kesunyian malam di kota Makkah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memulai perjalanan hijrah yang bersejarah. Langit dipenuhi bintang, seolah menyaksikan langkah-langkah penuh makna yang akan mengubah arah peradaban Islam. Makkah, tempat kelahirannya, kini menjadi medan penuh tantangan. Ancaman dari kaum Quraisy yang semakin kuat membuat dakwah Islam berada di ujung tanduk. Di sinilah Allah memerintahkan Rasulullah untuk hijrah, menuju kota Madinah.
Ditemani sahabat setianya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggalkan Makkah dengan hati yang berat. Mereka memilih jalan yang tidak biasa, menyusuri lembah-lembah dan pegunungan untuk menghindari pengejaran musuh. Di tengah perjalanan, mereka berlindung di Gua Tsur, sebuah tempat yang menjadi saksi keteguhan iman mereka. Meski ancaman pengejaran begitu dekat, keyakinan pada pertolongan Allah menguatkan hati mereka. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran, “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40).
Setelah beberapa hari yang penuh ujian, perjalanan dilanjutkan. Langkah mereka menuju Madinah adalah sebuah misi yang penuh harapan, dengan keyakinan bahwa Allah akan menolong dan melindungi mereka. Ketika akhirnya mereka tiba, penduduk Anshar menyambut dengan suka cita. Yatsrib, yang dulunya hanya sebuah kota biasa, kini berubah menjadi Madinah, kota cahaya yang menjadi pusat baru peradaban Islam.
Hijrah ini bukan sekadar perpindahan fisik dari Makkah ke Madinah. Hijrah ini adalah simbol dari perjuangan panjang yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan pengorbanan. Dari fase penindasan di Makkah, Islam kini memasuki fase yang lebih kokoh di Madinah. Di kota ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membangun masyarakat yang adil, menegakkan syariat Islam, serta mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar dalam ikatan persaudaraan yang tulus.
Semangat hijrah Rasulullah mengajarkan kita betapa pentingnya keteguhan iman dan pengorbanan. Setiap rintangan yang dihadapi dengan keikhlasan karena Allah akan berbuah kebaikan dan kemenangan. Madinah, yang menjadi saksi perjalanan hijrah ini, kini terus bersinar sebagai simbol harapan dan persatuan umat Islam di seluruh dunia.
Hadis yang berkaitan dengan hijrah ini, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan niatnya. Barang siapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tags: