Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang menjadi kewajiban bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya. Dalam kajian kali ini, kita menelusuri berbagai hadis yang dikumpulkan oleh Imam Abu Zakaria Yahya Bin Syaraf An-Nawawi dalam kitab “Riyadhus Shalihin”, yang menjelaskan tentang kewajiban haji dan keutamaannya.
Haji bukan sekadar ritual fisik, tapi juga ujian keikhlasan. Ada cerita tentang Rasulullah ﷺ yang bertemu dengan rombongan Muslim di suatu tempat bernama Rauha, 36 mil dari Madinah. Dalam pertemuan itu, seorang wanita mengangkat anaknya dan bertanya apakah anaknya juga mendapatkan pahala haji. Rasulullah ﷺ menjawab, “Iya, bagimu juga ada pahala.” (HR. Muslim).
Jawaban ini mengajarkan bahwa meskipun anak belum balig, keikutsertaannya dalam haji tetap dicatat sebagai amal kebaikan. Begitu pula orang tua yang membimbing dan mendidik anak dalam ibadah akan mendapatkan pahala. Ini bukan hanya tentang ritual fisik, tetapi juga tentang mengondisikan anak-anak dalam suasana keimanan sejak dini.
Ada juga hadis yang menggambarkan kesederhanaan Rasulullah ﷺ dalam melaksanakan haji. Beliau berhaji dengan unta yang biasa, tanpa kemewahan. Hal ini mengingatkan kita bahwa haji tidak harus dilakukan dengan fasilitas mewah, tetapi yang terpenting adalah keikhlasan. Dalam doanya, Rasulullah ﷺ meminta agar hajinya diterima tanpa riya (keinginan dilihat orang lain) dan sum’ah (keinginan didengar orang lain). Ini adalah teladan bagi kita semua untuk menjaga niat agar tetap murni hanya karena Allah ﷻ .
Menariknya, ketika Islam datang, banyak sahabat yang merasa ragu jika mereka berdagang selama musim haji. Mereka khawatir, apakah hal tersebut bisa mengurangi pahala haji. Allah ﷻ kemudian menurunkan firman-Nya yang menyatakan bahwa tidak berdosa bagi mereka yang mencari karunia Allah selama musim haji (QS. Al-Baqarah: 198). Ini menunjukkan keseimbangan antara mencari rezeki duniawi dan meraih pahala ukhrawi. Ibadah haji juga bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat ukhuwah dan membangun relasi sesama Muslim dari seluruh penjuru dunia.
Melalui pelajaran-pelajaran ini, kita diajak untuk memahami esensi haji sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, sambil tetap memberi ruang untuk memanfaatkan kesempatan duniawi yang halal. Haji adalah tentang keikhlasan, kesederhanaan, dan keseimbangan antara dunia dan akhirat.
Sumber: Kajian Kitab Riyadhus Shalihin – Wajibnya Haji dan Keutamaannya Bag. 5