Arab Saudi memang sudah lama dikenal sebagai salah satu destinasi favorit para Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia. Banyak dari mereka yang datang dengan harapan memperbaiki hidup, namun tidak sedikit pula yang akhirnya memilih jalan lain—seperti menjadi TKW kaburan. Fenomena ini menjadi sorotan banyak pihak, terutama karena kisah-kisah kehidupan malam yang cukup bebas dari para TKW kaburan di Arab Saudi.

Fenomena Pasar Malam ala Indonesia di Jeddah

Setiap malam Jumat, Jeddah seakan berubah menjadi miniatur Indonesia. Pasar tumpah yang dipenuhi oleh para TKW kaburan terlihat sangat ramai. Mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk berjualan berbagai makanan khas Indonesia. Dari bakso kikil, cimol, hingga es buah, semuanya tersedia di sini. Pasar malam ini menjadi semacam pelipur lara bagi para perantau Indonesia yang rindu suasana dan makanan kampung halaman.

Salah satu penjual bakso kikil, seorang ibu asal Bandung, mengaku sudah hampir setahun berjualan di pasar malam ini. “Baru mulai jualan di sini. Alhamdulillah, jualan saya habis dalam semalam,” kata ibu tersebut sambil tersenyum. Ternyata, banyak dari penjual di sini adalah TKW kaburan yang memilih untuk mencari nafkah dengan cara ini.

Kenapa Banyak TKW Kaburan?

Fenomena TKW kaburan di Arab Saudi bukan hal baru. Banyak faktor yang melatarbelakanginya, mulai dari masalah perjanjian kerja yang tidak ditepati, perlakuan majikan yang buruk, hingga ketidakpuasan dengan gaji yang diterima. Akhirnya, banyak TKW yang kabur dari majikannya dan hidup secara ilegal di Arab Saudi. Namun, meskipun status mereka ilegal, banyak dari mereka yang tetap gigih mencari nafkah, salah satunya dengan berjualan di pasar malam.

“Di sini, mayoritas yang jualan orang Indonesia, khususnya Madura. Orang Madura terkenal dengan jiwa bisnisnya yang kuat,” ungkap salah satu pengunjung. Dari makanan khas Sunda seperti onol-onol hingga rujak Madura, semuanya ada di sini. Uniknya, pasar ini juga menjadi tempat berkumpul para perantau yang ingin bertemu teman-teman senegara.

Cerita dari Para TKW Kaburan

Setiap orang di pasar malam ini memiliki cerita sendiri-sendiri. Seperti yang diungkapkan seorang penjual cimol asal Madura, yang telah tinggal di Jeddah selama 6 tahun. Dulu, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga sebelum akhirnya memilih kabur dan berjualan. “Sekarang saya bisa lebih bebas, meskipun status saya kaburan,” katanya.

Begitu pula dengan ibu asal NTB yang sudah 7 tahun tinggal di Jeddah. Awalnya ia bekerja sebagai asisten rumah tangga, namun sekarang memilih berjualan di pasar malam ini. “Jualan begini, meskipun malam, alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan,” ungkapnya.

Namun, meskipun ada kebebasan yang didapatkan, risiko tetap ada. Kehidupan para TKW kaburan di Arab Saudi tidak sepenuhnya aman. Mereka sering hidup berpindah-pindah dan menghindari pengawasan pemerintah. Mereka juga harus waspada dengan keberadaan polisi patroli yang bisa sewaktu-waktu menangkap mereka.

Pasar Malam Jadi Tempat Pelepas Rindu

Selain tempat mencari nafkah, pasar malam di Jeddah ini juga menjadi tempat bagi para perantau Indonesia untuk melepas rindu akan kampung halaman. Suasana yang dihadirkan oleh para penjual dengan makanan khas Indonesia membuat mereka merasa sedikit lebih dekat dengan rumah. “Suasananya Indonesia banget. Seperti pulang kampung,” kata salah satu pengunjung asal Karawang yang datang bersama suaminya.

Pasar ini juga menarik perhatian bagi para pendatang dari kota-kota lain di Arab Saudi, seperti Madinah. Beberapa di antara mereka bahkan sengaja datang jauh-jauh untuk merasakan suasana pasar malam ini. “Saya dari Madinah, datang ke sini karena mertua ada di Jeddah. Pasar malam ini memang jadi daya tarik tersendiri,” ungkap seorang pengunjung.

Kehidupan Malam yang Semakin Ramai

Semakin malam, suasana di pasar ini semakin ramai. Banyak para TKW kaburan yang datang bukan hanya untuk berjualan, tetapi juga untuk bersosialisasi. Mereka bisa berkumpul, bercanda, dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka di Arab Saudi. Meskipun jauh dari keluarga, mereka menemukan semacam “keluarga baru” di pasar malam ini.

Namun, meskipun terlihat meriah, kehidupan para TKW kaburan tetap penuh dengan tantangan. Mereka harus selalu waspada dengan pihak berwenang yang bisa menangkap mereka kapan saja. Selain itu, mereka juga hidup dalam ketidakpastian, karena status mereka yang ilegal.

Harapan untuk Kembali ke Tanah Air

Bagi banyak TKW kaburan, mimpi terbesar mereka adalah bisa pulang ke Indonesia dengan selamat dan membawa hasil jerih payah selama bekerja di Arab Saudi. “Saya berharap bisa pulang ke Indonesia dan membawa sesuatu untuk keluarga di rumah. Meskipun di sini berat, tapi saya tetap bersyukur masih bisa mencari nafkah,” ungkap seorang penjual asal Sulawesi.

Salah satu tantangan terbesar bagi para TKW kaburan adalah proses untuk pulang. Tanpa dokumen yang lengkap, mereka harus mencari cara untuk kembali ke tanah air dengan aman. Beberapa di antaranya memilih menunggu program amnesti yang kadang-kadang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi, sementara yang lain harus rela menunggu hingga bertahun-tahun.

Kesimpulan

Kehidupan malam para TKW kaburan di Arab Saudi, terutama di Jeddah, memang penuh warna. Mereka berjuang untuk mencari nafkah meskipun status mereka ilegal. Pasar malam yang mereka ciptakan menjadi tempat pelepas rindu sekaligus cara untuk bertahan hidup di negara orang.

Meskipun kehidupan mereka terlihat bebas, ada banyak risiko dan tantangan yang harus mereka hadapi setiap hari. Namun, semangat mereka untuk bertahan dan memperjuangkan kehidupan yang lebih baik patut diacungi jempol.

Kisah para TKW kaburan ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya perlindungan bagi para pekerja migran dan pentingnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Semoga kisah-kisah ini membuka mata kita semua tentang kehidupan para pahlawan devisa di luar negeri.

Sumber: youtube

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *