Ka’bah adalah bangunan paling mulia bagi umat Islam, menjadi kiblat dan pusat Masjidil Haram. Ka’bah tidak hanya sebagai simbol tauhid, tetapi juga saksi bisu dari perjalanan panjang sejarah Islam, yang penuh dengan kisah pembangunan, renovasi, hingga keagungannya yang tetap terjaga hingga kini. Mari kita telusuri sejarah panjangnya, yang penuh hikmah dan nilai-nilai Islami.

Awal Mula Pembangunan Ka’bah

  1. Dibangun oleh Para Malaikat atau Nabi Adam a.s.
    Beberapa pendapat menyebutkan Ka’bah pertama kali dibangun oleh para malaikat atas perintah Allah sebagai tempat ibadah di bumi, serupa dengan Al-Baitul Ma’mur di langit. Pendapat lain mengatakan Nabi Adam a.s. adalah manusia pertama yang membangunnya sebagai rumah Allah.
  2. Renovasi oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
    Ketika Nabi Ibrahim a.s. diperintahkan untuk meninggikan pondasi yang telah ada, ia bersama putranya, Nabi Ismail a.s., memulai renovasi besar terhadap Ka’bah. Proses ini menjadi simbol ketaatan mereka kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:“Wahai Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127)

Renovasi Sepanjang Zaman

  1. Kaum Jurhum dan Amalik
    Ketika banjir besar melanda Mekah, dua suku besar ini memperbaiki Ka’bah, memperkuat strukturnya agar lebih tahan terhadap bencana alam.
  2. Kaum Quraisy
    Di masa Nabi Muhammad ﷺ (sebelum diangkat menjadi Rasul), Ka’bah direnovasi oleh kaum Quraisy karena rusak akibat banjir. Mereka membuat perubahan besar, termasuk menaikkan pintu agar tidak mudah diakses semua orang. Nabi ﷺ sendiri turut membantu dalam penempatan Hajar Aswad, menyelesaikan perselisihan di antara suku-suku Quraisy.
  3. Abdullah bin Zubair r.a.
    Setelah Rasulullah ﷺ wafat, Abdullah bin Zubair memperluas Ka’bah sesuai keinginan Rasulullah ﷺ, dengan memasukkan Hijr Ismail ke dalam bangunan utama Ka’bah dan menambah ketinggian strukturnya.
  4. Abdul Malik bin Marwan
    Sayangnya, di masa kekhalifahan ini, bangunan Ka’bah dikembalikan seperti bentuk sebelumnya karena alasan politik. Keputusan ini menimbulkan penyesalan mendalam setelah mendengar hadits Nabi ﷺ tentang keinginan beliau untuk menyempurnakan bangunan Ka’bah.
  5. Renovasi Muhammad Ali Pasha
    Renovasi besar terakhir dilakukan oleh Muhammad Ali Pasha, seorang gubernur Mesir, setelah banjir besar kembali melanda Mekah. Bangunan diperkuat dengan teknologi modern kala itu, menjadikannya kokoh dan tahan lama seperti yang kita kenal sekarang.

Pemegang Kunci Ka’bah

Ka’bah tidak hanya memiliki kisah pembangunan, tetapi juga sejarah tentang siapa yang diberi kehormatan untuk menjaganya. Tradisi pemegang kunci ini dimulai dari Nabi Ismail a.s., diwariskan secara turun-temurun hingga kini dipegang oleh keluarga Bani Syaibah. Tugas mereka meliputi:

  • Menjaga kebersihan dan keindahan Ka’bah.
  • Mengganti kiswah (kain penutup Ka’bah) setiap tahun.
  • Membuka pintu Ka’bah untuk perawatan dan pembersihan.

Kiswah: Kain Penutup Ka’bah

Kiswah Ka’bah adalah kain hitam bertuliskan kaligrafi emas ayat-ayat Al-Qur’an. Proses pembuatannya sangat detail, melibatkan banyak pengrajin ahli, dan biayanya mencapai jutaan real setiap tahunnya. Kiswah diganti setiap tanggal 9 Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah.

Penghancuran Ka’bah di Akhir Zaman

Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa di akhir zaman, Ka’bah akan dihancurkan oleh seseorang dari Habasyah (Etiopia). Hal ini menjadi salah satu tanda besar kiamat.

“Ia akan menghancurkan Ka’bah batu demi batu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hikmah dari Sejarah Ka’bah

Ka’bah adalah simbol kekuasaan dan keesaan Allah. Meskipun bangunan ini mengalami renovasi dan perubahan fisik, kemuliaannya tetap terjaga sebagai pusat ibadah umat Islam. Sejarah panjang Ka’bah mengajarkan kita untuk menjaga kemuliaan agama dan senantiasa merawat apa yang telah Allah titipkan.

[]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *