Teman Tamam! Kita akan membahas fenomena menarik yang tengah ramai diperbincangkan, terutama di kalangan para jemaah haji dan umrah. Fenomena ini berkaitan dengan salah satu pekerjaan ilegal yang sekarang sedang diburu oleh pihak berwenang di Masjidil Haram, yaitu pekerjaan sebagai joki Hajar Aswad. Mungkin banyak dari kalian yang belum tahu tentang apa itu joki Hajar Aswad dan bagaimana modus mereka dalam menjalankan aksinya. Nah, di sini saya akan coba mengupas tuntas hal ini.

Apa Itu Joki Hajar Aswad?

Joki Hajar Aswad adalah sebutan bagi orang-orang yang menawarkan jasa kepada para jemaah haji dan umrah untuk mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram. Mereka biasanya beroperasi di sekitar area Multazam dan pelataran Ka’bah, menawarkan bantuan kepada jemaah yang ingin mencium batu suci tersebut. Modusnya adalah dengan mendekati para jemaah, baik laki-laki maupun perempuan, kemudian menawarkan jasa bantuan untuk mendekat ke Hajar Aswad. Awalnya, mereka akan mendekati calon “klien” dengan bahasa yang ramah dan sopan, namun tanpa memberi tahu bahwa nantinya akan ada tarif yang dikenakan untuk layanan tersebut.

“Biasanya, mereka mendekati orang yang sedang berdoa dengan khusyuk di depan Multazam. Mereka akan berkata, ‘Sudah pernah mencium Hajar Aswad? Kalau belum, saya bisa bantu’. Tentu saja banyak orang yang senang, siapa yang tidak mau mencium Hajar Aswad, bukan? Namun, di balik tawaran itu, mereka sebenarnya memasang tarif yang cukup tinggi,” ungkap seorang saksi yang pernah mengalami hal ini.

Biaya yang Tidak Main-Main

Tarif yang dipasang oleh para joki ini bervariasi, namun bisa mencapai hingga 800 riyal atau sekitar 3 juta rupiah! Angka ini tentu sangat tinggi, apalagi bagi jemaah yang tidak mengetahui harga sebenarnya. Banyak dari para jemaah, terutama yang berasal dari Indonesia, menjadi korban dari modus ini. Mereka yang tergoda oleh tawaran “mudah” untuk mencium Hajar Aswad akhirnya harus merogoh kocek lebih dalam.

“Kawan saya bahkan sampai kena tarif 800 riyal setelah menggunakan jasa joki Hajar Aswad. Padahal, awalnya dia tidak diberitahu kalau akan ada biaya yang harus dibayar. Ujung-ujungnya, mereka meminta bayaran setelah tugas selesai,” cerita seorang teman yang juga bekerja di biro perjalanan umrah.

Menjadi Target Polisi Masjidil Haram

Kegiatan ilegal ini tentu saja tidak lepas dari pantauan pihak berwenang. Saat ini, para joki Hajar Aswad sedang diburu oleh polisi Masjidil Haram. Pihak keamanan terus memantau area sekitar Ka’bah, terutama di dekat Hajar Aswad, untuk mencegah adanya aktivitas ilegal ini. Bahkan, orang-orang yang tertangkap melakukan pekerjaan ini bisa langsung ditangkap dan dideportasi, meskipun mereka memiliki izin tinggal atau KTP Saudi.

“Kalau ketahuan oleh pihak keamanan Masjidil Haram, para joki ini bisa langsung ditangkap dan dideportasi, bahkan meskipun mereka memiliki izin tinggal resmi. Ini adalah bentuk pelanggaran yang sangat serius di Arab Saudi, apalagi dilakukan di tempat suci seperti Masjidil Haram,” tambah seorang sumber yang tinggal di Makkah.

Korban Mayoritas dari Indonesia

Menariknya, kebanyakan korban dari aksi ini adalah jemaah haji atau umrah asal Indonesia. Mengapa demikian? Salah satu alasannya mungkin karena komunikasi yang lebih mudah antara para joki yang juga kebanyakan berasal dari Indonesia dengan para jemaah. Mereka cenderung mendekati sesama orang Indonesia yang beribadah di Masjidil Haram.

“Modusnya memang begitu, mereka jarang sekali menawarkan jasa ini kepada jemaah dari negara lain. Mungkin karena keterbatasan bahasa atau faktor lainnya, mereka lebih memilih mendekati jemaah Indonesia,” jelas sumber yang enggan disebutkan namanya.

Bukan Modus Baru

Fenomena joki Hajar Aswad sebenarnya bukanlah hal baru. Sudah sejak lama pekerjaan ini ada, namun belakangan ini makin banyak yang tertangkap basah oleh pihak berwenang. Selain itu, modus penipuan serupa juga terjadi di berbagai tempat di sekitar Masjidil Haram. Salah satunya adalah dengan berpura-pura menjadi jemaah yang kehilangan barang berharga seperti dompet atau paspor, kemudian meminta bantuan finansial dari jemaah lainnya.

“Sering juga saya melihat orang-orang yang bertanya dengan bahasa Inggris, ‘Do you speak English?’ di depan Ka’bah. Setelah itu, mereka akan bercerita bahwa mereka kehilangan paspor atau dompet dan membutuhkan bantuan. Modus ini sangat umum dilakukan oleh orang-orang yang berpura-pura dalam kesulitan,” cerita seorang saksi.

Edukasi untuk Jemaah Haji dan Umrah

Mengingat fenomena ini, ada baiknya para calon jemaah haji dan umrah lebih berhati-hati saat berada di Masjidil Haram. Jangan mudah terpengaruh oleh tawaran-tawaran yang terdengar menggiurkan, seperti mencium Hajar Aswad dengan mudah. Sebaiknya, hindari menggunakan jasa joki semacam ini, karena selain bisa menguras kantong, juga melanggar aturan yang berlaku di Arab Saudi.

Jika ingin mencium Hajar Aswad, lebih baik melakukannya dengan cara yang legal dan sesuai prosedur. Meskipun harus antre dan berdesakan, setidaknya hal ini tidak melanggar aturan dan tidak merugikan pihak lain.

“Saya pribadi tidak merekomendasikan untuk menggunakan jasa joki Hajar Aswad. Lebih baik jika kita bersabar dan mengikuti aturan yang ada. Lagipula, cium Hajar Aswad bukanlah kewajiban dalam ibadah haji atau umrah, jadi jika tidak sempat atau sulit melakukannya, itu bukan masalah besar,” kata seorang pembimbing umrah.

Pekerjaan Ilegal Lainnya di Masjidil Haram

Selain joki Hajar Aswad, ada juga pekerjaan ilegal lain yang sering ditemui di sekitar Masjidil Haram, seperti mendorong kursi roda untuk jemaah yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan ini juga sering kali menjadi sasaran pihak berwenang, karena dilakukan tanpa izin resmi.

“Beberapa pekerjaan ilegal di Masjidil Haram, seperti mendorong kursi roda, juga sedang diburu oleh pihak kepolisian. Selain joki Hajar Aswad, modus-modus seperti ini juga menjadi sorotan,” tambah seorang sumber.

Kesimpulan

Fenomena joki Hajar Aswad di Masjidil Haram bukan hanya sekedar masalah kecil, melainkan telah menjadi perhatian serius pihak berwenang di Arab Saudi. Para pelakunya berisiko ditangkap dan dideportasi, sementara korban-korban yang sebagian besar berasal dari Indonesia sering kali terjebak dalam tawaran yang menggiurkan namun berujung pada kerugian finansial.

Bagi para jemaah haji dan umrah, penting untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam menerima tawaran dari orang-orang yang tidak dikenal. Lakukanlah ibadah dengan mengikuti aturan yang berlaku di Tanah Suci, dan jangan mudah tergoda oleh tawaran-tawaran yang terdengar menggiurkan namun bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Mudah-mudahan artikel ini bisa membantu mengedukasi dan meningkatkan kesadaran kita semua saat beribadah di Tanah Suci.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *