Di dataran Arafah yang sunyi penuh makna, berdirilah Jabal Rahmah, bukit yang menjadi simbol kasih sayang. Pertemuan cinta dua insan yang telah terpisah lama. Di atas bukit ini, Adam dan Hawa dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun lamanya terpisah di bumi, masing-masing menempuh jalan penuh kerinduan dan penyesalan.

Adam, yang diturunkan di India, sedangkan Hawa, berada di Jeddah, tak henti-hentinya berdoa dan memohon ampunan dari Allah. Mereka saling mencari dalam perjalanan yang penuh dengan rasa rindu, kesedihan, dan harapan untuk bersatu kembali. Setiap langkah mereka adalah saksi akan cinta yang tak putus, meski jarak dan waktu memisahkan.

Hingga akhirnya, di Jabal Rahmah, Allah mengabulkan doa-doa mereka. Di atas bukit yang kini menjadi lambang cinta dan ampunan itu, Adam dan Hawa dipertemukan kembali. Air mata kerinduan yang telah lama mereka tahan akhirnya tumpah, membasahi tanah yang suci itu.

Di sana, mereka berpelukan dalam kebahagiaan yang tak terlukiskan, bersyukur kepada Allah yang Maha Pengasih atas pertemuan yang telah lama mereka nantikan.

Jabal Rahmah bukan sekadar bukit biasa. Ia menjadi saksi atas perasaan manusia yang begitu dalam. Kerinduan, cinta, dan harapan yang tak pernah padam, meski terpisah oleh waktu dan tempat. Di setiap langkah orang yang mendakinya, ada doa-doa yang dipanjatkan, ada hati yang berharap, dan ada kerinduan yang ingin terobati. Bukit ini mengajarkan bahwa tak ada jarak yang terlalu jauh, tak ada waktu yang terlalu lama, selama cinta itu berakar pada iman dan harapan kepada-Nya.

Seperti Adam dan Hawa yang dipersatukan kembali di Jabal Rahmah, setiap insan yang rindu pasti akan menemukan jalannya untuk bertemu, selama doa dan cinta terus menyertai perjalanan mereka. []

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *