Ibadah adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan seorang Muslim. Namun, tidak semua ibadah yang dilakukan akan diterima oleh Allah. Ada dua syarat utama yang harus dipenuhi agar ibadah tersebut diterima dan diberkahi oleh-Nya, yaitu ikhlas dan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan dalam sebuah ceramahnya bahwa ikhlas adalah syarat pertama dan paling fundamental dalam ibadah. Ikhlas berarti kita melakukan ibadah hanya untuk Allah semata, tanpa ada niat tersembunyi untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Dalam hadits qudsi, Allah ﷻ berfirman, “Aku adalah Zat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barang siapa melakukan suatu amal yang di dalamnya ia menyekutukan Aku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.” (HR. Muslim).

Hadits ini dengan tegas menunjukkan betapa pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Allah tidak membutuhkan ibadah kita; sebaliknya, kita yang membutuhkan rahmat dan ampunan-Nya. Jika ibadah dilakukan tanpa keikhlasan, misalnya karena ingin pamer atau mendapatkan pujian dari orang lain, maka ibadah tersebut tidak akan diterima oleh Allah. Ibadah semacam itu bagaikan debu yang ditiup angin, hilang tanpa jejak.

Syarat kedua yang harus dipenuhi adalah mutaba’ah, atau mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Artinya, setiap bentuk ibadah yang kita lakukan harus sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Muslim).

Meskipun seseorang mungkin melakukan ibadah dengan niat yang ikhlas, jika ibadah tersebut tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah, maka ibadah itu tidak akan diterima. Contohnya, jika seseorang menambah-nambah tata cara Umroh dan Haji yang tidak diajarkan oleh Rasulullah, meskipun niatnya baik, ibadah tersebut tetap tidak akan diterima karena tidak sesuai dengan sunnah.

Dalam kehidupan sehari-hari, kedua syarat ini harus selalu dijaga dan dipelihara. Ketika kita beribadah, baik itu sholat, puasa, zakat, atau haji, pastikan bahwa niat kita benar-benar hanya untuk Allah dan bukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Selain itu, pastikan juga bahwa ibadah kita sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, karena hanya dengan cara inilah ibadah kita akan diterima dan membawa keberkahan.

Dengan memahami dan menerapkan dua syarat ini, insya Allah, ibadah kita akan menjadi lebih bermakna dan diterima oleh Allah ﷻ. Mari kita senantiasa memperbaiki niat dan memastikan bahwa setiap tindakan kita sesuai dengan sunnah, agar kita dapat meraih ridha-Nya.

Sumber: Ceramah dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin tentang pentingnya ikhlas dan mengikuti sunnah dalam ibadah.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *