Mungkin terdengar klise, tapi ada satu kisah cinta tersembunyi dari bukit ini yang layak kita renungkan. Bukit ini menjadi saksi bisu ekspresi cinta sejati—bukan cinta murahan ala drama Korea yang kerap memengaruhi generasi muda hingga merusak hubungan rumah tangga.

Di sinilah tersimpan bukti nyata dari cinta yang lahir dari iman yang kokoh. Cinta ini bukan hanya antara seorang istri kepada suaminya, tetapi lebih besar lagi: cinta kepada Allah Azza wa Jalla.

Ketika sang istri bertanya, “Mengapa kamu meninggalkan kami di tempat gersang tanpa ada apa-apa, bahkan tumbuhan pun enggan hidup? Apakah ini perintah Allah?”
Sang suami hanya menjawab, “Iya.”

Jawaban itu cukup. Tidak perlu penjelasan panjang apalagi pembuktian berbelit-belit. Dengan iman yang penuh kepada Allah dan kepercayaan yang utuh kepada suaminya, sang istri berkata, “Jika demikian, maka Allah pasti tidak akan menelantarkan kami.”

Sang istri bertahan. Di tanah gersang yang jauh dari kehidupan, ia tetap setia dengan rasa percaya kepada Allah dan dukungan terhadap tugas besar yang diemban suaminya. Sambil menjalani hari-hari berat itu, ia hanya bisa memuji Allah:
“Subhanallah, walhamdulillah, wallahu akbar.”

Apakah ia tidak bisa pergi mencari kehidupan yang lebih baik? Tentu bisa. Ia bisa meninggalkan tempat itu, mencari pasangan baru yang memenuhi kebutuhannya, atau bahkan meratapi nasibnya dengan menyalahkan keadaan. Tapi tidak! Ia memilih bertahan.

Jika iman kokoh dalam hati, maka akan ada kekuatan luar biasa. Kisah ini membuktikan bahwa ketundukan kepada Allah dan kepercayaan kepada pasangan mampu melahirkan kebaikan yang mendunia, bahkan kekal hingga akhir zaman.

Pelajaran Berharga dari Kisah Ini

  1. Bangun Rumah Tangga Berdasarkan Iman
    Jangan mendirikan rumah tangga hanya atas dasar cinta kepada pasangan. Iman kepada Allah adalah fondasi utama, karena Allah tidak akan pernah mengecewakan. Pasangan manusia, betapapun kita mencintainya, tetaplah memiliki potensi untuk mengecewakan.
  2. Cari Pasangan yang Mengerti dan Mempercayai
    Jangan memilih pasangan yang hidup dengan penuh curiga. Rumah tangga bukan ruang interogasi, melainkan tempat saling mendukung dan berbagi kepercayaan.
  3. Kesetiaan Adalah Kunci
    Carilah pasangan yang mau setia menunggu apapun yang terjadi, bukan yang mudah pergi mencari kebahagiaan bersama orang lain ketika kecewa.
  4. Jangan Menjadi Pengganggu Kebahagiaan Orang Lain
    Jika seseorang sudah bahagia dengan pilihannya, maka jangan sekalipun hadir menjadi perusak kebahagiaannya. Berbesar hati adalah tanda jiwa yang penuh keimanan.

Penutup

Cinta yang lahir dari iman akan membawa keberkahan yang abadi. Kisah ini menjadi pelajaran bahwa kepercayaan kepada Allah dan kepada pasangan adalah pondasi bagi keluarga yang kuat dan harmonis.

Jadi, mari belajar dari kisah ini. Bukit ini bukan hanya sekadar tempat biasa, tetapi simbol cinta yang hakiki dan bukti nyata bahwa iman mampu mengalahkan segala keraguan.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *