Hidup ini penuh dengan pelajaran dan inspirasi yang bisa kita temukan dari alam sekitar, begitu juga dari nasehat para ulama. Ustadz Ahmad Ridwan Hafizhahullah memberikan sebuah nasehat yang sangat dalam tentang bagaimana menjalani hidup dengan sikap seperti sungai. Dengan bahasa sederhana, tapi penuh makna, beliau mengingatkan kita untuk selalu memberi manfaat tanpa pamrih, seperti aliran sungai yang tidak pernah berhenti memberi kehidupan.
“Hiduplah bagai sungai yang senantiasa memberi manfaat pada makhluk hidup, tanpa pamrih dan tanpa mengharap balasan dari mereka,” kata Ustadz Ahmad Ridwan. Pesan ini terasa sederhana, namun sarat akan pesan penting bagi kehidupan sehari-hari kita. Lantas, bagaimana kita bisa menerapkan pesan ini dalam kehidupan? Mari kita renungkan lebih dalam.
1. Mengalir Tanpa Pamrih
Sungai senantiasa mengalir dari hulu hingga hilir, membawa air yang memberi kehidupan bagi lingkungan di sekitarnya. Ia mengalir tanpa meminta apapun sebagai balasan. Tumbuhan, hewan, dan manusia memanfaatkan air sungai, tetapi sungai tak pernah menuntut atau mengeluh. Sama halnya, dalam hidup, kita diajarkan untuk memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada orang lain tanpa mengharapkan pamrih. Ini adalah bentuk keikhlasan yang sejati.
“Hiduplah bagai sungai yang selalu setia mengalir meski terhalang berbagai cadas dan karang, melanjutkan misi akhirnya agar bisa bermuara hingga ke lautan yang luas.”
Hidup ini memang sering diwarnai rintangan dan halangan, baik dalam pekerjaan, hubungan dengan orang lain, maupun tantangan-tantangan pribadi. Namun, seperti sungai yang tak pernah berhenti walaupun ada batu besar di jalannya, kita pun diajarkan untuk tetap maju tanpa menyerah. Jangan biarkan hambatan membuat kita berhenti. Justru, dengan tekad yang kuat, kita bisa melewati berbagai cobaan, sama seperti sungai yang akhirnya bermuara di lautan luas.
2. Kesetiaan dalam Mengalir
Ada pelajaran berharga lainnya dari sungai, yakni kesetiaan. Sungai mengalir tanpa pernah mengeluh, tanpa pernah mundur, meskipun banyak rintangan di jalannya. “Hiduplah bagai sungai yang abadi menderu, bergemericik menciptakan suara indah membawa keteduhan jiwa.”
Aliran air yang konsisten membawa ketenangan, suara gemericik yang menenangkan jiwa, memberikan kesejukan kepada siapa saja yang mendengarnya. Dalam kehidupan, kita bisa mengambil inspirasi untuk menjadi pribadi yang memberi keteduhan bagi orang-orang di sekitar, bukan yang membawa kegelisahan.
3. Kasih Sayang yang Tidak Bisa Dibeli dengan Uang
Pada bagian lain, Ustadz Ahmad Ridwan Hafizhahullah mengingatkan tentang kasih sayang manusia. Kasih sayang sejati tidak bisa dibeli dengan uang, melainkan ia adalah anugerah dari Allah bagi orang-orang yang bertakwa.
“محبة الناس لاتشترى بالمال …. بل هي منحة ربانية للمتقين”
“Kasih sayang manusia tidak bisa dibeli dengan uang…. Melainkan dia adalah anugerah ilahi bagi orang-orang yang bertakwa.“
Ini adalah pelajaran penting, terutama di zaman sekarang ketika banyak orang berfokus pada harta dan materi. Meski uang bisa membeli banyak hal, ia tidak bisa membeli cinta atau kasih sayang yang sejati. Orang yang memiliki ketakwaan kepada Allah biasanya akan dipenuhi dengan kasih sayang terhadap sesama. Mereka mampu mengasihi orang lain karena cinta mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Allah Menanamkan Kasih Sayang pada Hati Orang-Orang yang Beriman
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya di Surah Maryam, ayat 96, menegaskan:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).” (Surah Maryam: Ayat 96)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan menanamkan kasih sayang di hati orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Mereka yang senantiasa berbuat baik dan beriman akan mendapatkan tempat yang istimewa dalam hati orang lain. Ini adalah karunia yang tidak bisa kita beli atau upayakan sendiri, melainkan murni anugerah dari Allah.
5. Mengingat Allah sebagai Kunci Mendapatkan Kasih Sayang-Nya
Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata:
يقول ابن القيم رحمه الله: نصيبك من محبة الله على قدر ذكرك له
“Bagianmu dari kasih sayang Allah bergantung pada seberapa banyak kamu mengingat-Nya.”
Penting bagi kita untuk senantiasa mengingat Allah dalam setiap aktivitas kita. Semakin banyak kita mengingat Allah, semakin besar bagian kita dalam kasih sayang-Nya. Mengingat Allah bukan hanya dalam ibadah wajib seperti shalat, tetapi juga melalui dzikir dan doa sehari-hari.
Doa yang bisa kita amalkan untuk senantiasa mengingat Allah adalah:
اللهم أعنّي على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
“Yaa Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Doa ini mengandung permohonan agar kita senantiasa diberi kekuatan untuk mengingat Allah, selalu bersyukur, dan memperindah ibadah kita.
6. Kebaikan itu Adalah Sedekah
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
“الْكَلِمَةُ-الطَّيِّبَةُ-صَدَقَةٌ”
“Kalimat yang baik itu adalah sedekah.”
Kebaikan tak hanya berupa materi. Ucapan yang baik, senyum, dan memberikan semangat kepada orang lain juga termasuk sedekah. Hal kecil seperti menyapa orang lain dengan hangat bisa memberikan kebahagiaan bagi mereka yang mendengarnya. Jadi, jangan pernah meremehkan kebaikan-kebaikan kecil yang kita lakukan setiap hari.
Menjalani Hidup dengan Inspirasi dari Sungai
Menghidupkan nilai-nilai seperti kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan adalah pelajaran yang berharga yang bisa kita ambil dari aliran sungai. Setiap langkah kita sebaiknya memberi manfaat bagi sesama, entah dalam bentuk bantuan, ucapan, atau sekadar memberikan kenyamanan. Jika hidup dijalani seperti sungai, kita bisa lebih mudah menghadapi kesulitan dan hambatan, tetap mengalir sampai pada tujuan akhir, yaitu ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Inspirasi dari alam, seperti sungai, mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang selalu memberi, tulus, dan penuh kasih sayang. Sebuah kehidupan yang indah dan bermanfaat, yang akan dikenang bukan hanya oleh manusia, tapi juga menjadi pahala abadi di sisi Allah. Mari jalani hidup dengan semangat memberi, tanpa pamrih, dan hanya berharap balasan dari Allah semata.