Jedah – Di balik gemerlapnya kehidupan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, banyak cerita menarik yang jarang terungkap. Salah satunya adalah kisah seorang sopir TKI bernama Iwan, atau yang lebih akrab disapa Mas Gio, yang telah bekerja selama 14 tahun untuk seorang majikan di Arab Saudi. Cerita ini menjadi menarik karena majikan Mas Gio adalah seorang perempuan turunan Indonesia yang kaya raya dan dikenal baik hati.
Awal Mula Kerja di Arab Saudi
Dalam sebuah pertemuan hangat di Jedah, Mas Gio bertemu dengan temannya yang juga seorang Youtuber. Keduanya mengenang masa-masa perjuangan membangun channel YouTube bersama, hingga akhirnya cerita bergeser ke kehidupan sehari-hari Mas Gio sebagai sopir pribadi.
Mas Gio mengisahkan bahwa ia mulai bekerja untuk majikannya pada akhir tahun 2010. Majikannya bukanlah orang Arab asli, melainkan keturunan Indonesia, tepatnya Madura, yang sudah menetap lama di Arab Saudi. Menariknya, meskipun sudah berusia lanjut dan masih berstatus gadis, majikannya sangat baik hati dan memperlakukan Mas Gio dengan penuh rasa hormat.
“Yang bikin betah ya karena majikan saya itu masih kental dengan budaya timurnya. Jadi sopan santun dan kebaikannya masih sangat terasa,” ungkap Mas Gio. Ia merasa nyaman bekerja untuk majikannya yang meskipun seorang gadis perawan, tetapi memiliki rumah dan mobil yang banyak.
Perbedaan Budaya dan Kebaikan Sang Majikan
Salah satu hal yang membuat Mas Gio betah bekerja selama 14 tahun adalah perbedaan sikap antara majikan keturunan Indonesia dengan orang Arab asli. “Orang sini biasanya memperlakukan sopir itu ya biasa aja, tapi kalau majikan saya, karena keturunan Indonesia, jadi perlakuannya lebih lembut dan menghormati,” tambah Mas Gio.
Salah satu momen paling mengesankan bagi Mas Gio adalah ketika ia membutuhkan uang untuk biaya pendidikan anaknya yang hendak masuk akademi kepolisian. Tanpa ragu, ia meminjam uang sebesar 20.000 Riyal atau setara dengan sekitar Rp80 juta dari majikannya. “Saya pinjam uang buat tambahan biaya anak saya yang mau daftar polisi, dan alhamdulillah langsung dikasih,” kata Mas Gio penuh syukur. Uang itu kemudian dibayarnya secara cicilan melalui potongan gaji.
Tantangan dan Dukanya Menjadi Sopir di Arab
Namun, kehidupan sebagai sopir TKI di Arab Saudi bukan tanpa tantangan. Mas Gio juga mengungkapkan bahwa meskipun gaji yang diterimanya cukup besar, sekitar 2700 Riyal (setara dengan Rp11 juta), biaya hidup di Arab yang tinggi membuat uang yang bisa disisihkan tidak terlalu banyak. Dari gaji tersebut, ia harus mengeluarkan sekitar 700 Riyal untuk makan, belum lagi biaya internet dan keperluan lainnya.
“Dari gaji itu, bersihnya paling sekitar 1500 sampai 2000 Riyal aja,” jelasnya. Namun, meskipun demikian, Mas Gio tetap merasa bersyukur karena majikannya selalu membayar gajinya tepat waktu dan memberikan banyak kemudahan dalam bekerja.
Dari sisi pekerjaan, tugas Mas Gio sebagai sopir pribadi cukup sederhana. Setiap hari ia mencuci mobil, membersihkan halaman, dan mengantar majikannya jika ada keperluan. Namun, sejak majikannya pensiun dari profesinya sebagai dokter, pekerjaan Mas Gio menjadi lebih santai karena majikannya jarang keluar rumah. “Kalau majikan nggak keluar, ya saya juga nggak kerja. Jadi lebih banyak waktu luangnya sekarang,” kata Mas Gio sambil tersenyum.
Kisah Sedih di Balik Kebahagiaan
Namun, di balik senyum dan cerita bahagia, ada juga kisah duka yang dirasakan oleh Mas Gio selama bekerja di Arab Saudi. Salah satu momen paling menyedihkan dalam hidupnya adalah ketika ibunya meninggal dunia saat ia masih berada di Arab. “Saya lagi nyetir waktu itu, tiba-tiba ditelepon kakak saya, dikasih tahu kalau ibu meninggal. Itu momen paling berat buat saya, sampai saya nangis di mobil,” kenangnya dengan suara bergetar.
Meskipun begitu, majikannya turut berbelasungkawa dan memberikan bantuan untuk biaya tahlilan di Indonesia. “Majikan saya baik, waktu ibu saya meninggal, dia kasih uang buat bantu tahlilan di kampung,” ujar Mas Gio dengan rasa terima kasih yang mendalam.
Kesetiaan pada Majikan dan Masa Depan
Selama 14 tahun bekerja untuk majikan yang sama, Mas Gio mengaku tidak pernah berniat untuk pindah majikan. “Buat apa pindah, majikan saya baik, gaji lancar, dan yang paling penting saya nyaman kerja di sini,” jelasnya. Bahkan, selama 6 tahun terakhir, Mas Gio tidak pulang ke Indonesia karena merasa betah dan butuh uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga di kampung.
Salah satu kebanggaan terbesar dalam hidupnya adalah bisa menyekolahkan anaknya hingga lulus dari akademi kepolisian dan sekarang bekerja sebagai anggota Brimob di Bogor. “Anak saya yang pertama udah lulus jadi polisi, sekarang kerja di Brimob. Itu kebanggaan saya sebagai seorang ayah,” kata Mas Gio dengan penuh haru.
Kehidupan sebagai TKI memang penuh dengan suka dan duka. Namun, bagi Mas Gio, kerja kerasnya selama 14 tahun di Arab Saudi tidak sia-sia. Ia berhasil membesarkan anak-anaknya dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya di Indonesia.
Inspirasi Bagi Sesama TKI
Kisah Mas Gio memberikan inspirasi bagi banyak TKI lainnya. Ia membuktikan bahwa dengan kesabaran, kerja keras, dan kesetiaan, kehidupan di luar negeri bisa membawa berkah, meskipun tidak selalu mudah. “Yang penting kita siap mental, siap kerja, dan nggak cengeng. Itu kuncinya kalau mau kerja di luar negeri,” tutup Mas Gio dengan senyuman optimis.
Cerita Mas Gio menjadi pengingat bahwa di balik kerasnya perjuangan para TKI, selalu ada harapan dan kebanggaan yang bisa diraih dengan ketekunan dan keikhlasan. Bagi siapa saja yang berencana bekerja di luar negeri, terutama di Arab Saudi, kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk mempersiapkan diri secara mental dan fisik, serta mencari majikan yang baik hati seperti yang dialami oleh Mas Gio.
Sumber: Video Wawancara Sopir TKI di Arab, Iwan (Mas Gio)