Di sebuah acara Ramadan yang penuh inspirasi, Meisya Siregar berbincang hangat dengan Dewi Sandra, sosok perempuan yang telah menapaki perjalanan spiritual yang mendalam dalam Islam. Dewi Sandra, yang biasanya mewawancarai perempuan inspiratif lainnya, kali ini menjadi tamu istimewa dan berbagi kisah tentang pengalamannya berhaji yang begitu menggugah.
“Assalamualaikum Dewi Sandra,” sapa Meisya penuh semangat, “Gantian ya, sekarang aku yang wawancara kamu!”
Dewi tersenyum, “Waalaikumsalam, aku senang banget nih, biasanya kan aku yang wawancara.”
Meisya pun mulai bertanya tentang perjalanan spiritual Dewi yang begitu memikat. “Apa sih yang bikin kamu jatuh cinta dengan Islam?”
Dewi menarik napas dalam, mengenang awal mula perjalanannya. “Dulu aku dengar cerita-cerita tentang Allah yang seolah menakutkan, bikin aku takut belajar agama. Tapi, ketika aku bertemu guru yang tepat dan lingkungan yang mendukung, aku jadi tahu bahwa Allah itu begitu baik dan sayang sama hamba-Nya. Setiap hadis, setiap dalil, semakin bikin aku jatuh cinta.”
Percakapan pun berlanjut hingga Dewi menceritakan pengalaman hajinya. “Aku selalu ingatkan ke semua orang yang aku kenal, you have to go, this is the one perjalanan yang kamu nggak akan nyesel seumur hidup. Haji itu bukan cuma tentang ritual, tapi tentang pengalaman spiritual yang nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata.”
Meisya menanyakan persiapan yang dilakukan Dewi sebelum berhaji. “Apa sih yang paling sulit waktu persiapan?”
Dewi tertawa kecil, “Kita sering fokus sama printilan kayak baju ihrom, kerudung, tapi lupa bahwa yang paling penting adalah mempersiapkan hati. Haji itu bukan tentang hal-hal receh, tapi tentang pertemuan kita dengan Allah di tempat yang paling suci.”
Setibanya di Tanah Suci, Dewi menghadapi banyak tantangan, termasuk kekhawatirannya tentang fasilitas dasar. “Aku sempat kepikiran tentang toiletnya, karena yang kubayangin itu toilet jongkok dengan kondisi yang serba terbatas. Tapi kemudian aku sadar, ini adalah tempat Allah, dan kita tamu-Nya. Jadi mindset aku berubah, ini akan jadi pengalaman terbaik di dunia.”
Salah satu momen paling berkesan bagi Dewi adalah saat melakukan Sa’i, ritual yang mengingatkan pada perjuangan Siti Hajar. “Bayangkan, seorang wanita ditinggal di tengah padang pasir oleh suaminya tanpa penjelasan, hanya mengandalkan tawakal kepada Allah. Itu bikin aku semakin kagum sama kekuatan iman.”
Ketika kembali dari haji, Meisya bertanya, “Apa yang berubah dari Dewi Sandra setelah haji?”
Dewi menghela napas, “Hanya Allah yang bisa menentukan apakah hajiku mabrur atau tidak. Tapi satu hal yang aku pelajari adalah kekuatan doa. Saat aku di Arafah, aku benar-benar merasakan dialog dengan Allah, memohon petunjuk untuk hidupku. Dan, sepulang dari haji, keluargaku yang selama ini sulit menerima agama, mulai terbuka. Itu semua karena kekuatan doa.”
Percakapan itu ditutup dengan pesan Dewi yang sangat menyentuh, “Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu, selalu haus akan ilmu dan bangun koneksi yang intim dengan Allah.“
sumber: youtube Wardah Beauty